Kamis, 03 Maret 2022

Pengantar Teknologi Game

Mind Mapping Materi Game


 Perkembangan Game 

1. Generasi Pertama (1970-1975)

Pada generasi ini terdapat perusahaan ATARI yang dibangun oleh Nolan Bushnell dan Ted Dabney. Setelah mereka melihat demontrasi Magnavox Odyssey, Nolan meminta karyawannnya Allan Alcorn untuk membuat versi game tenis meja untuk proyek latihan agar ia merasa familiar dengan desain video game. Versi yang dirancangan Allan sangat seru untuk dimainkan sehingga ATARI merilis game ini dengan nama Pong dan dijual sangat terbatas, permainan ini laris di pasaran pada maret 1973. Kemudian Atari dan Midway merilis banyak game baru dengan genre beragam seperti Gran Trak 10, Tank, Wheels, Gun Fight dan Sea Wolf. Wheels dan Gun Fight dilisensi oleh perusahaan Jepang yang bernama Taito Tranding Company, sehingga video game merambah ke jepang dan pasar video game menanjak ketika Taito mengenalkan Space Invaders.

Magnavox Odyssey tidak terkenal waktu itu karna teknologi yang masuk jadul. Pertengahan 1970 game ball-and-paddle sangat diminati dan melakukan pengembangan mikrochip yang biasa digunakan di produk rumahan. Atari memasuki pasar rumahan pada tahun 1975 dengan chip tunggal bernama Home Pong yang dikembangkan oleh Harold Lee. Sehingga perusahaan mainan bernama Coleco menggunakan chip LSI untuk membuat konsol game bernama Tesltar.


2. Generasi Kedua (1976-1980)

Pada generasi kedua, setelah jatuhnya pasar konsol pada tahun 1987 sistem video game bergeser pada penyimpanan berbasiskan ROM disimpann pada perangkat bernama catridges. Perusahaan semikonduktor bernama Fairchild menghidarkan produk ke pasaran dengan nama Channel F, tetapi rugi berujuta-juta pada bisnis jam digital, lalu perusahaan mengambil pendekataan konservatif pada pasar konsol yang produksi sistemnya rendah. Sehingga tahun 1977, Fairchild menjual 250,000 sistem, atari juga memasarkan produknya dan terjual hingga 400,000 unit. Perusahaan mainan Mattel merilis sistem Intellivision pada tahun 1979.

Setelah Atari meluncurkan game populer dari Taito , Space Invader untuk VCS. Penjualan sangat melesit dan mencapai $119 juta pada tahun 1980, dan meledak pada tahun 1981 mencapai $841 juta. Sehingga Atari ingin tetap memproduksi lanjutannya. Maka tahun 1982 Atari meluncurkan game konsol lebih canggih dengan sistem 8 bit, namun produknya tidak sukses.


3. Generasi Ketiga (1981-1985)

Pada tahun 1983 industri gaming di Amerika Serikat mengalami kejatuhan, sedangkan perusahaan game di Jepang melahirkan konsol gaming bernama Nintendo Entertainment  System atau nama lain Famicom. Pada generasi ini, konsol game umumnya menggunakan gamepad atau joypad, dan controller menjadi populer. Populernya gamepad atau joypad mengalahkan controller klasik seperti joystick, keypad, dan juga paddle. Konsol generasi ini mengangkat genre-genre lebih bervariasi ke permukaan. Beberapa game RPG seperti The Legend of Zelda, Final Fantasy, Dragon Quest, dan yang lainnya mulai dikenal oleh masyarakat. Selain itu, ada game bergenre stealth buatan Hideo Kojima bernama Metal Gear, dan game horror beranama Sweet Home buatan Capcom.


4. Generasi Keempat (1986-1990)


Pada tahun 80 an Nintendo mengalami kesuksesan berkat Famicom atau Nintendo Entertaiment System-nya (NES).  Penjualan catridge pun mancapai milyaran Dollar Amerika Serikat. Perkembangan teknologi video game pun makin meningkat dan muncul generasi keempat dengan teknologi 16 bit. Pada generasi ini konsol game bernama TurboGrafx-16 mengalami penjualan yang baik di Jepang, namun buruk di Amerika dan Eropa karena jumlah game sedikit.

Sega melahirkan konsol game bernama Sega Mega Drive atau Genesis yang laris di tahun 1988. Sehingga Nintendo tidak mau kalah dan merilis sistem baru bernama Super Nintendo Entertainment System (SNES) tahun 1990. Teknologi yang digunakan sangatlah mumpuni untuk menghasilkan visual yang lebih baik. Banyak juga game keren yang dirilis kedunya, diantaranya adalah Seri Sonic The Hedgehog, Chrono Trigger, Super Mario World, Street of Rage (Bare Knuckle), Golden Axe, dll. Dua rival mencoba menggunakan segala kemampuan konsol dengan membuat game 3D, Virtual Racing di Sega Mega Drive dan Star Fox di SNES.

 

5. Generasi Kelima (1991-2000)



Atari mencoba lagi dengan meluncurkan Atari Jaguar pada tahun 1993, tetapi tidak berhasil juga. Setahun kemudian muncul 3 konsol baru yang dirilis di Jepang, Sega Saturn, Sonny PlayStation, dan juga PC-FX. Sebagai pemain bari, Sony dengan PlayStation mendapatkan penjualan yang baik. Penyebab larisnya adalah jumlah game yang begitu banyak yang membuat konsumen tertarik. Nintendo ingin melanjutkan kesuksessan masa lalunya sehingga menciptakan konsol 64-bit. Salah satu game paling populernya adalah Super Mario 64.  Pada generasi ini, banyak developer yang merilis game 3D karena spesifikasi mumpuni yang dimiliki Sony PlayStation dan juga Nintendo 64. Tidak hanya concole yang mengalami revolusi tetapi PC gaming juga. Teknologi 3D makin berkembang berkat diluncurkannya sebuah perangkat bernama kartu akselerator 3D bernama Voodoo yang dirilis oleh 3dfx Interactive.

 

6. Generasi Keenam (2001-2005)


Sega Dreamcast melahirkan game-game keren seperti seri Shenmue, Shenmue mencoba menggunakan seluruh kemampuan yang dimiliki Dreamcast dengan menyuguhkan dunia luas open world. Merosotnya popularitas Sega Dreamcast membuat Sony PlayStation 2 muncul sebagai pahlawan di generasi konsol keenam diikuti Nintendo GameCube dan juga Microsoft Xbox. Pada generasi ini, penggunaan media beralih menjadi DVD karena memiliki kapasitas yang lebih besar. Generasi ini melahirkan genre-genre baru seperti Grand Theft Auto 3, jika sebelumnya Grand Theft Auto memiliki kamera yang hanya menyorot dari atas, pada seri ketiga ini, para gamers akan merasakan pengalaman menjadi pelaku kriminal ala GTA dengan sudut pandang third person.


7. Generasi Ketujuh (2006-2010)

Pada generasi ini dibuka leh Nintendo dengan konsol handheldnya bernama Nintendo DS, dan diikuti Sony dengan PlayStation Portablenya. Sony menjual segi grafis didukung dengan spesifikasi powerful, sedangkan Nintendo DS menawarkan gameplay yang lebih interaktif. Tahun 2005, Microsoft merilis Xbox 360 dan Sony mengikutinya dengan merilis PlayStation 3 setahun setelahnya. Keduanya menawarkan kualitas visual HD dan dukungan TV HD LCD. Generasi ini juga lahir sebuah teknologi lempengan bernama Blu-ray yang kapasitasnya lebih besar.

 

8. Generasi Kedelapan (2011-2020)

Pada generasi ini Nintendo ingin melanjutkan kesuksesan NDS sehingga meliris 3DS yang hadir dengan teknologi baru yakni autotreoscopic 3D untuk memproduksi efek 3D di layar. Lalu Sony merilis console handheld penerusnya dinamakan PlayStation Vita. PS Vita mengusung layar OLED 5 inci dan menghadirkan koneksi Wifi. Wii U lahir setelah NDS muncul. Sony melahirkan PlayStation 4 yang super keren dan pemanfaatan reolusi Full HD. Microsoft pun tidak mau kalah dengan mengeluarkan Xbox oNE. Setelah kegagalan Wii U, Nintendo kembali melahirkan console gaming dengan nama Switch yag lauh lebih menarik.

Potensi Bisnis Game

1. SDM yang semakin banyak

   Banyak anak muda yang sangat tertarik menjadi game developer, sehingga game developer di Indonesia menjadi banyak dan mereka juga membuat banyak terma seperti game bertema pendidikan, game anak-anak sampai dengan yang rumit. Walaupun SDM yang banyak dan kreatif, mereka membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk terus berkembang dan juga bisnis game developer ini akan terus berkembang.

2. Jumlah Industri & Perusahaan yang masih sedikit

   Dibandingkan dengan SDM, jumlah industri dan perusahaan tidak sebanding dengan SDM. Karena itu, bila kita menginvestasikan dana pada game developer akan menjadi investasi yang produktif  karena didukung oleh SDM yang kreatif.

3. Teknologi yang terus berkembang

    Dalam pembuatann game developer sangat membutuhkan teknologi yang memadai agar dapat meningkatkan kinerja dalam bekerja. Saat ini, sudah banyak teknologi yang sudah ditingkatkan untuk membuat dan mengembangkan game. Yang mana potensi teknologi yang berkembang akan memudahkan SDM kreatif.

4. Pasar local dan Global

    Dalam bisnis yang harus dilihat adalah peluang pasarnya, karena pasar berkaitan dengan peluang nya keuntungan yang dapat diraih. Pasar game saat ini sangat terbuka, dikarenakan game yang dibuat game developer dapat dimainkan oleh siapa saja, sehingga banyak keuntungan yang bisa didapatkan. Banyak game yang menggunakan bahasa Inggris karena mudah dipahami dan juga bukan hanya pasar lokal yang tertarik tetapi juga pasa global. Selain itu, jumlah pasar dari game tidak terbatas, hal ini karena pecinta dan pemain game tidak akan meradas bosan. Game developer harus terus kreatif dan menciptakan game-game baru agar dana investasi bias terus mengalir. Game yang harus dibuat harus semenarik mungkin dan sesuai harapan konsumen. 

Review Jurnal Terkait Pemanfaatan Game


Judul Jurnal :  PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS GAME    EDUKASI KAHOOT! PADA PEMBELAJARAN FISIKA

Penulis :  Rafika Andari

Alamat link :  http://journal.ummat.ac.id/index.php/orbita/article/view/2069/1475

Kesimpulan : Perkembangan teknologi yang semakin pesat dapat mempengaruhi berbagai aspek, salah satunya dalam aspek pembelajaran. Seperti game education Kahoot yang digunakan untuk proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak bosan bagi peserta didik. Pada Kahoot, tidak hanya untuk game saja tetapi bisa untuk kuis, diskusi dan juga survey. Berdasarkan hasil penelitian adanya pemanfaatan media game edukasi Kahoot meningkatnya skor belajar sebanyak 0,57% satuan, dimana kelompok eksperimen (87%) saat post-test lebih tinggi dari kelompok control (79,8%). Terlihat jelas bahwa metode pembelajaran menggunakan media game edukasi lebih efektif dan mahasiswa juga lebih aktif. Tidak hanya itu kelompok eksperimen yang menggunakan Kahoot dapat langsung menerima umpan balik (feedback) dari hasil kuis yang dilakukan.

 

Referensi : 

Perkembangan Game 

https://sobatgame.com/sejarah-game/

Potensi Bisnis Game 

https://koinworks.com/blog/melirik-potensi-besar-bisnis-games-developer/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar