Jumat, 15 November 2019

Review Film : The Karate Kid (Tugas ISD)


 Film adalah media pembelajaran yang ampuh untuk merangsang peserta didik mengikuti proses pembelajaran. Film mengandung aspek hiburan, juga memuat aspek edukatif. Disini saya akan meriview film yang berjudul The Karate Kid , film ini bergenre martial arts. Film Karate Kid produksi Columbia Pictures dengan sutradara Harald Zwart, film ini sangat jelas sekali menggambarkan seorang anak muda bernama Dre Parker (Jaden Smith), berumur 12 tahun yang baru saja pindah dari Amerika Serikat ke Beijing, China karena ibunya dipindah tugaskan pekerjaan di Beijing, China. Dre Parker masuk sekolah barunya di China, dia tidak
diterima dengan baik karena perbedaan ras. Disana ia pun diperlakukan kasar oleh teman-temannya di sekolah. Suatu hari Dre bertemu dengan Han (Jackie Chan), dia bertemu saat Han menolongnya dari perlakuan kasar teman-temannya kepadanya. Han menolong dengan ilmu KungFu yang dimiliki . Dre pun tertarik untuk belajar ilmu KungFu kepada Han.

Latihan pertama yang dialami Dre diawali dengan gerakan melepas jaket. Setiap hari Dre bersemangat dan selalu datang tepat waktu saat latihan, tetapi lama-lama Dre merasa bosan dengan apa yang diajarkan Han hanya memberikan teknik melepas jaket, dan Dre Parker (Jaden Smith) merasa putus asa dengan
usaha-usahanya untuk menguasai ilmu KungFu tersebut. Hari berikutnya Han menjelaskan mengapa teknik KungFu yang diajarkannya selalu sama seperti itu. KungFu tidak hanya mengandalkan teknik saja, tetapi juga dirasakan dalam hati. Dre mengerti apa yang dijelaskan Han  kepadanya. Dre diajak Han ke sebuah kuil di atas gunung, Dre diajarkan banyak hal oleh
Han di kuil tersebut. Keesokan harinya Dre Parker  berlatih dengan penuh semangat dan keyakinan terus berlatih dan pada akhirnya dia menguasai ilmu KungFu tersebut. Akhir cerita, Dre Parker mengikuti pertandingan KungFu. Latihan diawali dengan disiplin dan kerja keras,
Dre Parker di akhir pertandingan memenangkan sebagai juara pertama turnamen KungFu tersebut.

Pelajaran yang dapat kita ambil dalam film ini adalah pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk memperjelas aspek-aspek yang berkaitan dengan karakter individu di sekolah. Pendidikan karakter ditujukan untuk membangun kesadaran moral bersama
sebagai bangsa Indonesia tanpa ada sekat-sekat identitas. Selain pembentukan karakter film ini juga mengajarkan kita untuk selalu kerja keras, pantang menyerah dan tidak boleh membeda-bedakan ras. Hal yang paling penting adalah kita harus saling menghargai budaya, ras, agama dan bahasa mereka.

Kamis, 24 Oktober 2019

Pelapisan Sosial Terhadap Isu BPJS


Seperti yang kita ketahui bahwa pemerintah sudah membuat suatu program Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS), Sesuai dengan UU No. 24 Tahun 2011, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. BPJS Kesehatan mulai opersional pada tanggal 1 Januari 2014. Dimana BPJS adalah hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. Namun, tujuan yang katanya memenuhi kebutuhan yang layak, bisa terbilang tidak terlalu berpengaruh  Karena, bisa dibilang mayarakat makin kesini kebutuhan hidup mereka akan kesehatan terbilang makin banyak. Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mengurangi beban masyarakat yang kurang mampu sudah benar, namun fenomena yang terjadi banyak yang tidak sesuai yang di jalan kan oleh rumah sakit, dengan pelayanan yang kurang memuaskan dan ketersediaan obat yang belum memadai. Apalagi dalam BPJS pasien banyak  yang mengeluh dalam sistem rujukan yang ditetapkan oleh BPJS sendiri. Mungkin menurut rumah sakit, mereka sudah maksimal dan memberikan pelayanan yang memuaskan. Tetapi dari sudut pandang  pasien sendiri sangat berbeda, pasien menginginkan pelayanan yang mengutamakan kesehatan dan keselamatan pasien tanpa mengesampingkan keadaan fisik dan ekonomi pasien tersebut. Rumah sakit bisa melakukannya dengan berbagai cara, diantaranya memberikan fasilitas pengobatan yang baik berupa obat-obatan, runag rawat yang nyaman dan ramah ketika melayani. Tetapi hal yang sering di keluhkan oleh pasien adalah ketersediaan obat, ada beberapa dimana pihak rumah sakit hanya memberikan sebagian obat dari resep yang dibuat dokter, sementara obat sisanya harus dibeli di apotek swasta. Tingkat kepuasan pasien bisa dibilang sangat minim, terlebih lagi dalam BPJS terdapat tingkatan 1, 2, dan 3, tentu saja untuk tingkat 3 mereka lebih di terima dibandingkan dengan tingkat yang lainnya. Karena ada pebedaan dalam tingkat 1, 2, dan 3, beberapa perbedaannya adalah sebagai berikut :
  1.   Iuran yang harus di bayar 
  2.   Fasilitas kamar rawat inap 
  3.   Biaya tambahan naik kelas perawatan
 Hal ini di lakukan untuk membedakan tingkat kemampuan masyarakat dalam membayar iuran. Orang yang berada pada tingkat 1 sudah pasti membayar lebih dibandingkan dengan tingkat 2 dan 1. 



Sumber : https://www.batamtimes.co/2017/10/16/tingkat-pelayanan-bpjs-kesehatan-kepada-masyarakat-berdasarkan-stratifikasi-sosial/